Monday, 25 September 2017

Viral! Gambar di Kaos Hitam Remaja Pontianak Gemparkan Dunia Maya


Akun Facebook @Agmaza Marta memposting sebuah foto yang memperlihatkan beberapa remaja menggunakan baju kaos hitam mengandung gambar tak senonoh.
Diketahui, sekelompok reamaja ini sedang berjalan kaki di area Car Free Day trotoar tepat di depan Masjid Raya Mujahidin, Jalan Ahmad Yani Pontianak.
Mirisnya lagi, yang menggunakan baju tersebut adalah remaja perempuan, ditandai dengan rambut panjangnnya.
"Car FREE day Pontianak, mhn diviralkan biar ditangkap nih bocah2 ( untuk dibina/ peringatan keras), agar tidak ada lagi yang beginian. CFD area umum banyak anak-anak yang liat.* Ikeh ( bahasa Jepang) artinya enak, terus dan terus," tulis akun Facebook @Agmaza Marta.
Foto yang diposting sekitar 2 jam ini pun mendapat ragam komentar dari warganet dan sudah 342 dibagikan.
"Miris ngeliat ank2 jaman sekarng," tulis Astry Miiuu.
"Parah," kata Ferry Pradana.
Bahkan satu di antara akun Facebook yang ikut berkomentar juga membagikan hal ini ke akun Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak.

Sumber: http://pontianak.tribunnews.com/2017/09/25/viral-gambar-di-kaos-hitam-remaja-pontianak-gemparkan-dunia-maya

Friday, 7 April 2017

Kenapa Ya Suami Yang Rajin Membahagiakan Istrinya,Dompet Dan Rezekinya Malah Makin Tebel Dan Banyak? INI RAHASIANYA

Setiap orang pasti menginginkan pernikahan yang dilimpahi dengan rezeki. Namun, rezeki yang paling baik adalah rezeki yang diberkahi Allah, rezeki yang membawa kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga.


Konon, membahagiakan istri bisa menjadi salah satu pembuka pintu rezeki yang paling lebar untuk keluarga, benarkah?
Apa hubungannya kelancaran rezeki dengan kebahagiaan istri?
Ternyata, ini rahasianya…
  • Mood baik istri dapat menular pada seluruh anggota keluarga. Jadi ketika istri bahagia, maka semua anggota keluarga akan bahagia. Ketika istri menjalani hidup dengan positif, maka semua anggota keluarga juga menjalani hidup dengan positif.
  • Istri yang bahagia dan bersyukur akan menarik hal-hal positif ke dalam keluarga, karena sesungguhnya Allah memberi lebih banyak pada mereka yang bersyukur.
  • Istri yang bahagia akan menjadi partner yang baik untuk suami mencari rezeki maupun menjadi tempat pulang yang menenangkan setelah suami mencari rezeki. Hasilnya, suami akan kembali semangat mencari rezeki keesokan harinya.
  • Istri yang bahagia dengan suaminya akan selalu mendukung suaminya dalam keadaan apapun, sehingga suami tidak pernah kehilangan dukungan meski di saat paling sulit sekalipun. Dengan begini, suami bisa punya semangat untuk selalu bangkit lagi setiap menghadapi kesulitan.
  • Istri yang bahagia dapat diandalkan untuk mendidik anak-anak menjadi anak yang bahagia dan berguna. Rezeki bisa datang darimana saja, termasuk dari anak. Rezeki juga bukan hanya berupa uang, tapi juga berupa anak-anak sholeh yang menemui orangtuanya dengan wajah bahagia setiap hari.
Nah, itulah alasannya kenapa istri yang bahagia bisa berpengaruh pada kelancaran rezeki. Kebahagiaan istri bisa menular pada kebahagiaan suami dan seluruh keluarga, sehingga suami bisa memiliki energi positif untuk bekerja lebih baik lagi dalam mencari rezeki.

Semoga kita selalu menjadi orang-orang yang diberkahi Allah. Aamiin.

Sumber: http://bacaanmslimahku.blogspot.co.id/2017/04/kenapa-ya-suami-yang-rajin.html#

Thursday, 30 March 2017

MANDIRI BATAKO PONTIANAK

Mandiri Batako Pontianak

Kami Mandiri Batako Pontianak Menerima Jasa Untuk Anda yang Ingin Merenovasi Rumah Ataupun Membangun Dari Nol/Dari Awal. Jadi Anda Tidak Pusing Lagi Memikirkan Untuk Mencari Tukang Buat Bangun/Renovasi Rumah/Ruko Anda.

Kami Juga Menerima/Menyediakan Pemasangan+Bahan Atap Baja Ringan, Plafon Dek Gymsum, Canopy Baja Ringan Untuk Rumah/Ruko Anda.

KAMI SOLUSINYA SERAHKAN SAJA KEPADA KAMI DAN KONSULTASIKAN KEPADA "MANDIRI BATAKO PONTIANAK".

Mandiri Batako Menjual:
- Batako Besar Pres 7cm / Manual 7cm
- Batako Kecil 7cm
- Batako Kecil 6cm
- Paving Block 10x20cm 
- Paving Segi Enam 
- Buis Beton diameter 60cm x 1m 
- Buis Beton diameter 80cm x 1m 

- Pemasangan Atap Baja Ringan
- Pemasangan Plafon Gypsum,GRC
- Pemasangan Canopy Baja Ringan
  Plus Pasang
Cp WatShap/Line: 0856 505 3332

Web: http://business.google.com/website/mandiri-batako-pontianak/


Batako Ukuran 7cm 

Paving Block & Paving Segi Enam

Buist Beton Diameter Dalam 60cm x 1m

 Buist Beton Diameter Dalam 80cm x 1m

Tempat Produksi Mandiri Batako Pontianak

Tempat Produksi Mandiri Batako Pontianak

Proses Pembuatan Batako Pres Mesin

Produksi Mandiri Batako Pontianak

Stok Batako Manual & Pres

Segera Hubungi Kami...

Wednesday, 29 March 2017

Catat! Penghasilan di Bawah Rp 4,5 Juta Sebulan Tidak Perlu Bayar Pajak Penghasilan

Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (1/3/2016) 

Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengungkapkan, masyarakat yang penghasilannya di bawah Rp 4,5 juta sebulan tidak perlu membayar pajak penghasilan (PPh).
Hal itu menyusul kebjikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menaikan batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari semula Rp 36 juta setahun atau Rp 3 juta per bulan menjadi Rp 54 juta setahun atau Rp 4,5 juta per bulan.
"Pokoknya yang penghasilannya di bawah 4,5 juta sebulan tidak perlu punya NPWP, tidak perlu bayar pajak penghasilan," ujar Ken di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Selain itu, masyakarat yang penghasilannya di bawah Rp 4,5 juta sebulan juga tidak diwajibkan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).
Lantaran ketentuan itu, Ken meminta masyarakat yang penghasilannya di bawah PTKP untuk tidak memusingkan program amnesti pajak.
"Jadi jangankan NPWP, SPT aja enggak apalagi ikut Tax Amnesty. Jadi lupakan (program amnesti pajak) bagi yang penghasilannya di bawah Rp 4,5 juta itu, pembantu, nelayan, petani, buruh enggak perlu ya," kata Ken.
Sebelumnya Kementerian Keuangan sempat menjelaskan kebijakan menaikan batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ditujukan untuk melindungi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Selain itu, pemerintah masih mengharapkan konsumsi rumah tangga sebagai tumpuan pertumbuhan ekonomi tahun ini, di tengah perlambatan ekonomi dan permintaan global
Sumber: http://medan.tribunnews.com/2016/08/30/catat-penghasilan-di-bawah-rp-45-juta-sebulan-tidak-perlu-bayar-pajak-penghasilan

Konsultasi Pajak: Punya NPWP tetapi Tak Kerja, Apa Sanksinya?

Semua warga yang telah memiliki NPWP hukumnya wajib

Salam hormat dari saya,

Mohon informasi,
Waktu saya bikin NPWP saya bermaksud untuk mencari pekerjaan, tetapi selama satu tahun ini saya sama sekali belum mendapat pekerjaan. Lalu apakah saya bakal kena sanksi dan apakah saya harus menghapus NPWP yang saya punya?

jika saya tidak mempunyai penghasilan berkepanjangan, bagai mana dengan NPWP yang saya miliki?
Mohon infonya. Terima kasih.

Email: endaxxxx@yahoo.com
Jawaban: 
Yth. Saudara Endank,

Jika Saudara hingga saat ini belum bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan, maka Saudara tidak diwajibkan untuk memiliki NPWP. Berdasarkan hal tersebut atas NPWP yang Saudara miliki sekarang dapat diajukan permohonan untuk ditetapkan sebagai Wajib Pajak non-efektif ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana Saudara terdaftar. Status sebagai Wajib Pajak non efektif dapat ditetapkan oleh KPP apabila memenuhi salah satu dari kriteria sebagai berikut:

a. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas tetapi secara nyata tidak lagi menjalankan kegiatan usaha atau tidak lagi melakukan pekerjaan bebas;

b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan penghasilannya di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak;

c. Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan tidak bermaksud meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;

d. Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan dan belum diterbitkan keputusan; atau

e. Wajib Pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif tetapi belum dilakukan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Berhubung Saudara tidak memiliki penghasilan maka Saudara termasuk dalam salah satu kriteria Wajib Pajak yang dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak non efektif. Wajib Pajak yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak non efektif, tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dan tidak akan dikenai sanksi administrasi berupa denda. 

Apabila suatu saat Saudara mendapatkan pekerjaan dan melakukan pembayaran pajak atau pelaporan SPT maka NPWP Saudara secara otomatis akan aktif kembali.

Semoga membantu.

Salam,
Fitrah Purnama Megawati, S.Sos
Citas Konsultan Global

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2491704/konsultasi-pajak-punya-npwp-tetapi-tak-kerja-apa-sanksinya

Miliarder Hong Kong "Li Ka-Shing": Di Dunia Ini Ada "3 Jenis" Uang Misterius, Semakin Kamu Habiskan, Semakin Banyak Kamu Dapat!

Di dunia ini ada 3 jenis uang yang sangat misterius, semakin banyak kamu habiskan, semakin banyak kamu dapat!

Yuk lihat, sehebat apa 3 jenis uang itu?
Jenis Pertama: Uang Untuk Investasi Diri.

Uang untuk belajar dan mengembangkan diri harus dikeluarkan!
Kalau hari ini kamu membuang Bill Gates ke pedalaman Afrika, dan ditinggalin tanpa uang sepeser-pun, percayalah, dengan cepat, Bill Gates akan tetap kaya lagi.
Ini karena semua modal dia, sudah ditaruh di otaknya.


Jika otak miskin, hidup-pun akan miskin,
dengan kata lain, mengeluarkan uang untuk otak sendiri, adalah investasi yang paling aman,
kemana saja gak bakal kelaparan.
Meskipun kamu akan bilang,
"buat makan sehari-hari aja gak cukup, banyak utang, mana ada uang untuk belajar lagi? Lagian, sudah belajar pun gak langsung kelihatan hasilnya!"



 Orang semacam ini selamanya gak bakal menginvestasikan uangnya di otak sendiri.
Sebenarnya, jika kamu benar-benar miskin, otak adalah aset terbesar kamu untuk kembali bangkit.
Itu mengapa kamu harus benar-benar berinvestasi disini.


Kita melihat banyak orang yang berjuang hanya untuk memenuhi kebutuhan, seluruh hidup mereka dihabiskan untuk mengisi lubang hitam besar yang tidak akan pernah penuh. Hal ini karena mereka tidak mampu melangkah mundur dan melihat bahwa kesulitan hidup mereka sebenarnya karena ketidakmampuan mereka untuk belajar dan mencari terobosan untuk berkembang.

Orang yang pintar akan mengerti bagaimana belajar melalui pengalaman orang lain,
dan menghindari kesalahan yang sama.
Jadi, untuk belajar dan mengembangkan diri, harus rela menghabiskan uang,
bahkan sampai meminjam uang sekalipun!
Karena dia pasti akan memiliki banyak jalan untuk mengembalikannya.


Jadi, jika kamu menghadapi kesulitan,
ingatlah, tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Kapan saja bisa mulai!
Mungkin banyak yang bilang tidak punya uang,
sebenarnya, orang semacam ini pasti sudah tidak sedikit membuang uang secara sia-sia.
Kalo memang pengen berubah, tapi untuk biaya pendidikan saja pelit,
gimana ada kemampuan yang cukup untuk menghadapi kesulitan?


Orang yang bijak, harus memahami hal ini.

Jenis Kedua: Uang Untuk Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Kita.
Uang untuk berbakti pada orang tua harus dikeluarkan.
Mungkin banyak yang berpikir, buat diri sendiri saja sudah tidak cukup,
bahkan masih banyak utang, bagaimana bisa secara rutin memberikan uang pada orang tua?;
Ada juga yang bilang, di rumah tidak kekurangan uang, papa dan mama punya cukup uang,
tidak perlu memberikan uang pada orang tua!
Tidak peduli bagaimana keadaan ekonomi orang tua mu,
uang untuk berbakti pada orang tua harus diberikan secara rutin.
Semiskin apapun, sebulan sekali harus menyisihkan uang untuk orang tua!



Semiskin apapun orang tua mu, dia tetap membesarkan mu.
Coba pikir, apakah karena banyaknya utang, gak cukup uang, lalu orang tua mu akan meninggalkan mu?
Semiskin apapun, mereka pasti tetap akan membesarkan mu, iya kan?
Jadi kalo sekarang kamu mengembalikannya, itu memang sebuah keharusan.
Bagaimana boleh, hanya ketika punya uang baru memberikan, dan saat tidak punya uang tidak memberikan?

Sebenarnya, mungkin kamu tidak tahu,
Berbakti pada orang tua itu ibarat sebuah "restu alami",
Relasi yang baik dengan orang tua akan meningkatkan kekuatan restu.
Seseorang kalau tidak memiliki restu,
seumur hidup tidak akan lancar dalam mengerjakan apapun.


Berbakti pada orang tua, juga sekaligus untuk diri sendiri.
Jadi, jika dilihat dari sudut pandang lain,
uang untuk berbakti bukan saja hanya untuk kebaikan orang tua,
tapi juga untuk diri sendiri!

Kalau tidak percaya, coba lihat orang sekitar kamu,
lihat orang-orang yang sudah 24 kali ganti pekerjaan,
apakah hidup mereka sudah berbakti?
Orang yang dari muda mengerjakan sesuatu sering gagal,
hidup tidak lancar, relasi dengan orang tua pasti ada masalah.


Menurut data yang ada, 500 pengusaha tersukses di dunia,
adalah orang-orang yang berbakti pada orang tua!
Jadi ingat, semiskin apapun kamu, uang untuk berbakti tidak boleh dihemat!


Jenis Ketiga: Uang Untuk Beramal.

Asal ada uang lebih, donasikan lah itu.
Di dunia ini, selamanya pasti ada orang yang lebih
kurang beruntung dari kita.
Karenanya, peliharalah kebiasaan beramal.

Jika kamu memiliki tanggungan, sisihkanlah 2% dari pendapatan-mu untuk didonasikan.
Jika tidak ada tanggungan, berilah 5% dari pendapatan-mu untuk didonasikan.

Uang itu harus berputar, jangan membuat uang hanya berhenti diri mu sendiri, berikanlah pada orang yang pernah membantumu.

Jika kamu adalah bos, ingatlah bahwa keberhasilan hari ini merupakan buah dari kerja sama seluruh karyawan mu. Memberikan bonus pada mereka adalah hal yang seharusnya.
Dan amal terbesar adalah ketika kamu melakukan pekerjaan yang baik dengan rasa syukur. Amal besar lainnya adalah senyuman dan kesabaran mu terhadap orang yang menyakti mu.

Akhir kata, jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman di sekitar mu. Ini juga merupakan bentuk amal loh! 


Sumber: Lookforward

Sunday, 15 January 2017

Ini yang Akan Anda Dapatkan dengan Beristighfar

Ini yang Akan Anda Dapatkan dengan Beristighfar


Kita sebagai manusia pasti banyak melakukan kesalahan. Baik itu secara disengaja ataupun tidak.
Ketika kita ingat akan sebuah kesalahan atau dosa yang telah kita perbuat, hendaknya kita membaca istighfar. Karena Rosulullah SAW pun beristighfar sebanyak 70 kali dalam sehari. Selain itu juga Istighfar mempunyai beberapa kelebihan yang akan kita dapatkan. Berikut kelebihan yang kita dapatkan jika beristighfar.
– Pengakuan diri atas kesalahan dan dosa
– Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT
– Hati menjadi lebih tenang
– Menolak pikiran-pikiran negatif
– Meras dilihat oleh Allah SWT
– Mempertebal iman
– terhindar dari dosa dan kejahatan serta godaan setan
– Rezeki kembali lancar
– Mendapatkan nikmat yang tak disangka-sangka
– Dicintai dan dilindungi Allah SWT
Selain membuat tenang, istighfar mampu menghapus dosa-dosa kita karena istighfar sama dengan bertaubat. 
Sumber: https://www.satumedia.co/ini-yang-akan-anda-dapatkan-dengan-beristighfar-9904

Berzikir Dengan Tangan Kanan

Ini Hubungan Jari Tangan dan Dzikir

Salah satu cara untuk menginat Allah swt adalah dengan berdzikir. Dzikir juga dapat membuat hati trentram karena mengingat sang pencipta setiap saatnya. Dzikir dapat dilakukan dimana saja dan dalam keadaan apapun.
Bahkan begitu istimewanya dzikir, Rosulullah SAW menggunakan ruas-ruas jarinya sebagai alat untuk ia berdzikir. Seperti dalam sebuah hadist:
“Hitunglah (dzikir) itu dengan ruas-ruas jari karena sesungguhnya (ruas-ruas jari) itu akan ditanya dan akan dijadikan dapat berbicara (pada hari Kiamat).” (HR. Abu Dawud, no. 1345).
Hadist lainnya yang menyatakan bahwa dzikir alangkah lebih baiknya dilakukan dengan jari-jari tangan kanan, seperti yang dicontohkan Rosul SAW.
“Saya melihat Rasulullah bertasbih (berdzikir) dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud, II/81, at-Tirmidzi, V/521, Shahiihul Jami’, IV/271, no. 4865).
Dengan memanfaatkan jari-jari tangan kanan sebagai media untuk berdzikir dapat memudahkan setiap muslim untuk mendekatkan diri pada Allah swt dengan dzikir.
Terdapat lima ruas pada setiap jari, sehingga jika dikalikan jumlah jari menghasilkan 15 ruas. Dengan dua kali balikan dzikir ditangan maka kita telah melakukan dzikir sebanyak 30 kali. Mudah saja, menghitung dzikir dan melakukannya kini dapat dilakukan dimana saja bahkan tanpa membuatnya “terlihat” oleh orang yang dapat menyebabkan riya.

Sumber: https://www.satumedia.co/hubungan-jari-tangan-dan-dzikir-1870

Saturday, 14 January 2017

Alkisah, Pemuda Tukang Kayu


Ada sebuah kisah, yang barangkali bisa menjadi pembelajaran kita bersama, tentang bagaimana sebuah proses “diperjuangkan”.
Dikisahkan, ada seorang anak muda yang mendapat pelajaran penting dalam hidupnya.
Pemuda ini tadinya adalah seorang pemuda yang biasa-biasa saja. Bahkan, cenderung dianggap bodoh dan terbelakang oleh teman-temannya. Sebab, ketika mendapat pelajaran di sekolah, ia hampir selalu menjadi yang terbelakang dalam menerima pelajaran yang diberikan guru.
Beruntung, ia punya orangtua yang sangat pengertian. Meski berkali-kali diolok-olok karena kebodohannya, ia selalu mendapat kalimat penyemangat dari orangtuanya. Setiap kali menangis karena dikucilkan, orangtuanya tetap mendampingi dan memberikan dukungan yang diharapkan. “Tidak apa-apa Nak. Kamu orang hebat. Hanya saja, kamu masih perlu mengasah kehebatanmu. Kamu bisa, Nak. Jangan putus asa,” begitu selalu nasihat positif diberikan orangtua kepadanya.
Suatu kali, karena terjadi wabah penyakit di desanya, kedua orangtua si pemuda meninggal. Namun, sebelum meninggal, mereka sempat memberikan wejangan pada si pemuda. “Nak, kelak saat kami meninggal, mungkin tidak ada lagi yang akan mendukung dan menyokongmu. Karena itu, kamu harus bisa mandiri. Karena itu, ingatlah sebuah nasihat penting ini. Jadilah air yang menetes dan melubangi batu. Fokuslah pada apa yang kamu bisa, maka kamu akan jadi seorang yang dihargai orang lain.”
Sepeninggal orangtuanya, si pemuda sangat sedih. Sebab, tak ada lagi orang yang bisa melindungi dan memberikan kasih sayang. Karena itu, daripada hidup dalam kesedihan, ia memutuskan pergi merantau.
Selama ini, selain sekolah, ia membantu ayahnya yang seorang tukang kayu. Karena itu, setelah ayahnya meninggal, hanya itulah ilmu satu-satunya yang paling ia kuasai. Ia sendiri sebenarnya masih kurang paham dengan nasihat terakhir yang diberikan orangtuanya. Namun, setidaknya ia berpikir sederhana, bahwa orangtuanya menasihati untuk fokus pada apa yang ia bisa. Karena itu, ia lantas memutuskan menjadi tukang kayu.
Sebagai tukang kayu yang mendapat banyak ilmu dari ayahnya, si pemuda memang lebih mudah mengenali kayu jenis apa saja yang terbaik untuk berbagai keperluan. Mulai dari kayu untuk membangun rumah, pancang tiang bangunan, hingga kayu jenis untuk pahatan patung pun ia tahu mana yang terbaik. Namun, itu semua tak didapatnya dengan cepat. Semua ilmu itu adalah proses yang dipelajari saat ia sering membantu ayahnya dulu. Ternyata, karena hampir tiap hari membantu ayah, ia benar-benar menguasai teknik menilai kayu terbaik.
Suatu kali dalam pengembaraannya, ia pun berhenti di sebuah desa yang masih banyak hutan dan kayu. Di sanalah, ia merasa bisa bertahan hidup. Maka, si pemuda pun mencoba menjadi tukang kayu, sesuai dengan keahliannya. Hingga, suatu ketika, ada seorang kakek tua yang mendatanginya. Ia meminta si pemuda untuk mendapat kayu yang bisa dipahat menjadi patung. Si pemuda pun dengan cepat memberikan kayu terbaik yang dimiliki untuk dijual pada si orang tua.
Ternyata, si orang tua adalah pemahat patung terkenal di negeri tempat si pemuda tinggal. Karena merasa mendapat kayu terbaik, lama-lama si orang tua pun selalu memesan kayu kepada si pemuda. Si orang tua merasa selalu mendapat kayu terbaik untuk pahatannya, si pemuda merasa senang karena punya pelanggan tetap. Karena makin akrab, si pemuda pun akhirnya minta izin untuk belajar memahat kayu padanya.
Namun, sebelum memulai belajar, orang tua itu berkata, “Jika ingin jadi pemahat kayu terbaik, jangan pernah putus asa. Jadilah air yang menetes dan melubangi batu. Fokuslah pada apa yang kamu bisa, maka kamu akan bisa sukses.” Si pemuda terkejut, ternyata nasihat yang sama dengan orangtuanya dulu ternyata juga diberikan oleh si pemahat. Hal itu membuatnya yakin, meski dulu sempat dianggap bodoh, dengan mau fokus, ia akan bisa jadi pemahat yang terbaik. Ketekunan dan tekad kuat itulah yang kemudian benar-benar mampu membuatnya jadi murid terbaik si pemahat, hingga akhirnya ia dihargai oleh orang seantero negeri.
Dear Readers,
Kisah tersebut merupakan refleksi, bahwa semua perlu proses. Bahkan, bakat sekecil apa pun bisa menjadi kekuatan luar biasa jika terus diasah, difokuskan, dan diperjuangan. Karena itu, pepatah bijak dalam artikel ini,tetesan air dapat melubangi batu, semoga bisa menjadi “pegangan” bagi kita untuk mau terus berjuang, berkarya, dan bekerja maksimal, sesuai bidang masing-masing. Jika itu konsisten kita lakukan, niscaya ada banyak kesempatan sukses yang akan kita dapatkan.
Sumber: http://www.inspiradata.com/alkisah-pemuda-tukang-kayu/

Foto Peresmian Masjid Baiturrahim di Jl. Parit H. Husin 1 oleh Walikota Pontianak H. Sutarmidji, SH, M.Hum dan Wasekjen MUI KH. Tengku Zulkarnain

Peresmian Masjid Baiturrahim di Jl. Parit H. Husin 1 oleh Walikota Pontianak H. Sutarmidji, SH, M.Hum sekaligus memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yg juga dihadiri oleh Wasekjen MUI KH. Tengku Zulkarnain, Sabtu 14 Januari 2017.














Inilah Rahasia Tersembunyi Adzan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Inilah Rahasia Tersembunyi Adzan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Anda mungkin pernah mengirimkan chat diWhatsApp atau BBM, namun responnya hanya di Read tanpa ada pesan balasan pada chat Anda. Bagaimana perasaan Anda? Marah dan kesal adalah hal manusiawi jika hal demikian terjadi.
Lalu bagaimana dengan Allah SWT sang Maha Pencipta? Saat panggilan Adzan untuk menghadapnya dalam sholat Anda abaikan? Pernahkah Anda memikirkannya?
Sebuah anugrah dirasakan warga Tanah Air, suara adzan selalu terdengar disudut kota. Berbeda di beberapa negara dengan muslim minoritas, dimana mereka terkadang sulit menemukan masjid bahkan merdunya suara adzan kadang tak terdengar.
Adzan memang sebagai alarm pengingat manusia ditengah aktivitas dunia untuk menghentikan sejenak dan menghadap penciptanya. Namun tetap saja, ada sebagian manusia yang berpura-pura tuli seakan tak mendengarnya.
Tahukah Anda? ternyata adzan adalah penyelamat manusia dari kematian. Terdapat beberapa hal menakjubkan lainnya dibalik suara Adzan.
Seperti dilansir tandapagar, inilah beberapa rahasia dibalik adzan yang mungkin belum Anda ketahui:
Saar Adzan Berhenti Berkumandang, Saat Itulah Kiamat Tiba
Jika Allah sudah melihat bhawa tidak ada lagi atau tidak ada satupun hambanya yang taat dan beribadah, maka saat itulah bumi akan dihancurkan.
Adzan Tak Pernah Berhenti, Ia Selalu Berkumandang Bergantian Mengelilingi Bumi
Ketika satu tempat selesai adzan maka waktu akan bergeser dan kemudian adzan akan dikumandangkan di tempat lain. Begitulah seterusnya, lantunan adzan seolah bersahut-sahutan dan mengiringi perputaran bumi pada poronnya.
Adzan Bukan Hanya Panggilan untuk Sholat
Adzan bukan hanya panggilan waktu sholat, adzan juga menjadi penanda ketika bayi lahir dan ketika hendak menguburkan jenazah.
Adzan Sebagai Ikrar Kemenangan Perang
Pada zaman Rasulullah, adzan juga berfungsi untuk memperkuat ukhuwah saat melakukan perang. Salah satu contohnya adalah ketika peristiwa Fathul Makkah (Kemenagan Kota Mekkah). Pada saat itu Mekkah pertama kalinya dikuasai umat muslim secara keseluruhan. Rasulullah mengutus Bilal Bin Rabbah untuk naik ke Kakbah dan mengumandangkan adzan.
Pahala Adzan yang Begitu Besar
Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, “Sesungguhnya, para muadzin itu adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat.”
Apa maksud dari ‘panjang leher’? Menurut ahli tafsir panjang leher memiliki arti panjang pahala dan kebaikannya.
Sumber: https://www.satumedia.co/inilah-rahasia-tersembunyi-adzan-yang-mungkin-belum-anda-ketahui-16395#disqus_thread

Aku membencinya seumur hidupnya, namun kini aku menyesal saat ia telah tiada


Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya.
Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri. Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain.
Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang kedelapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi. Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku.
Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
"Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku," katanya menjelaskan dengan lembut. Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak.
"Apalagi!?"
"Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?" tanya suamiku cepat, kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon.
Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena "musuh"ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Dan Peristiwa Yang Tak Kuduga Itupun Terjadi, Suamiku..
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah. Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, "selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak Armandi?" kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.
Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis. Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas.
Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku.
Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara. Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-Hari Penuh Penyesalan Usai Kepergian Suamiku..
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab
Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku. Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana.
Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya. Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas.
Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa.
Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu. Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku. Istriku Liliana tersayang, Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. Maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingimu sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku. Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, "Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?"
Aku merangkulnya sambil berkata "Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta."
Putriku menatapku, "Seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?" Aku menggeleng, "bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua."
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus...

Sumber: http://www.cerminan.com/berita/aku-membencinya-seumur-hidupnya-namun-kini-aku-menyesal-saat-ia-telah-tiada.html